Aca cia auriculiformis A. Cunn Ex Benth. merupakan jenis pohon cepat tumbuh untuk penghijauan yang tanaman mudanya mudah diserang penyakit. Penelitian yang dilakukan di RPH Pandantoyo, BKPH Pare. KPH Kediri, (2006) Anggraeni, Wibowo. SERANGAN PENYAKIT EMBUN TEPUNG DAN KARAT DAUN PADA Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. DI KEDIRI
Fungisida untuk embun tepung sangatlah diandalkan ketika tanaman terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur Leveillula taurica ini, Jamur penyebab embun tepung akan membuat tanaman mengalami infeksi, sehingga daun, batang, dan buasa bias gugur. Oleh sebab itu di perlukan sebuah fungisida untuk penyakit embun tepung ini agar tidak merusak tanaman. Penyakit embun tepung jamur tepung/powdery mildew adalah jamur yang tampilannya seperti tepung yang ditaburkan pada daun tanaman, biasanya berbentuk bulat. Embun tepung paling banyak muncul pada daun, akan tetapi bisa juga menyerang batang, bunga, dan buah. Daun yang terinfeksi bisa patah, sobek, berubah kekuningan, atau mengering. Ada beberapa jenis tanaman yang biasa terserang oleh penyakit jamur tepung ini, diantaranya adalah tanaman jeruk, melon, semangka, apel, dan lainnya. Oleh karena itu bagi anda yang tanamannya terkena penyakit ini maka segeralah antisipasi dengan menggunakan fungisida. Ada dua jenis fungisida untuk embun tepung yang bisa anda gunakan, yaitu jenis fungisida alami atau menggunakan fungsida kimia. Kedua jenis fungisida ini bisa digunakan dalam mengendalikan jamur penyebab embun tepung. Namun pemilihan jenis fungisida untuk penanganan penyakit jamur ini haruslah cermat, jika jamur embun tepung menyerang pada tahap stadium tinggi maka gunakanlah fungisida berjenis kimiawi, namun jika serangan embun pada skala rendah dan untuk proses pencegahan maka gunakanlah jenis fungisida alami. Bagi anda yang memilih menggunakan fungisida untuk embun tepung yang berjenis kimiawi, sedikitnya ada 34 merk fungisida yang bisa anda pilih untuk mengendalikan penyakit jamur tepung ini. Berikut ini ke 34 merk fungisida untuk jamur embun tepung pada tanaman cabe, melon, jeruk, apel, dan lainnya; 1. ZYLENE 80 WGBahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air2. KOCIDE 54 WG Bahan aktif tembaga hidroksida setara dengan tembaga 35% 54 %. Fungisida kontak berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 3. KOCIDE OPTI 46 WG Bahan aktif tembaga hidroksida copper hydroxide 46,10 %. Fungisida protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 4. MANTRAKOL 70 WP Bahan aktif propineb propineb 70 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 5. PROCURE 20 WP Bahan aktif simoksanil 20 %. Fungisida protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 6. NOVICURE-D 81 WG Bahan aktif tribasik tembaga sulfat tribasic copper sulfate 81 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 7. VENTRA 75 WP Bahan aktif klorotalonil chlorothalonil 75 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 8. WARDER 45 WP Bahan aktif simoksanil cymoxanil 4 %, tembaga oksiklorida copper oxychloride 29 %, zineb zineb 12 %. Fungisida yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan 9. TRIVIA 73 WP Bahan aktif fluopikolid 6 %, propineb 67 %. Fungisida kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 10. GOLEX 250 EC Bahan aktif propikonazol 250 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 11. FUJIWAN 400 EC Bahan aktif isoprotiolan 400 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan 12. EXPLORE 250 EC Bahan aktif difenokonazol difenoconazole 250 g/l. Fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 13. TOPSIN 500 SC Bahan aktif metil tiofanat thiophanate-methyl 500 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan suspensi. 14. TIFLO 80 WP Bahan aktif tiram tiram 80 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 15. THIONIC 76 WG B Bahan aktif ziram 76 %. Fungisida kontak berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 16. STAMULUS 80 WP Bahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan 17. DETAZEB 80 WP Bahan aktif mankozeb 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 18. CUSTODIA 320 SC Bahan aktif azoksistrobin azoxystrobin 120 g/l, tebukonazol tebuconazole 200 g/l. Fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif berbentuk pekatan suspensi. 19. COPCIDE 77 WP Bahan aktif tembaga hidroksida setara dengan tembaga 50% 77 %, Fungisida protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 20. CABRIOTOP 60 WG Bahan aktif metiram 55 %, piraklostrobin 5 %. Fungisida sistemik, protektif dan kuratif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 21. BENLOX 50 WP Bahan aktif benomil benomyl 50 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 22. BELVO 80 WG B aktif belerang sulfur 80 %, Fungisida yang bersifat protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 23. ANVIL 50 SC Bahan aktif heksakonazol 50 g/l. Fungisida kontak berbentuk pekatan suspensi. 24. ANTRACOL 70 WP Bahan aktif propineb 70 %. Fungisida kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 25. AMISTARTOP 325 SC Bahan aktif azoksistrobin azoxystrobin 200 g/l, difenokonazol difenoconazole 125 g/l. Fungsida sistemik yang bersifat protektif, kuratif, dan preventif berbentuk pekatan suspensi. 26. SCORE 250 EC Bahan aktif difenokonazol difenoconazole 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 27. PEMULUS 80 WG Bahan aktif belerang 80 %. Fungisida kontak yang bersifat fungitoksik berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 28. NYEKOR 250 EC Bahan aktif difenokonazol 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 29. NATIVO 75 WG Bahan aktif tebukonazol tebuconazole 50 %, trifloksistrobin trifloksistrobin 25 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif, preventif, kuratif, eradikatif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 30. MICROTHIOL 80 WG Bahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 31. METAZEB 80 WP Bahan aktif mankozeb mancozeb 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 32. MERPAN 80 WG Bahan aktif kaptan captan 80 %. Fungisida yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 33. REVUS 250 EC Bahan aktif mandipropamid 250 g/l. Fungisida protektif dan kuratif berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 34. RECOR 250 EC Bahan aktif difenokonazol 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengetur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Demikianlah ulasan tentang fungisida untuk embun tepung pada tanaman melon, cabe, jeruk, apel, anggur, tembakau, dan lain-lain. semoga ulasan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Masalahhama dan penyakit tanaman pangan yang begitu banyak terutama akibat penggunaan insektisida yang kurang bijaksana mengakibatkan lahirnya Inpres 3, 1986. Inti dari impres tersebut yaitu pengendalian hama dan penyakit di Indonesia dilakukan secara terpadu, dan melarang penggunaan 57 jenis insektisida pada tanaman padi.
Cara Membasmi Embun Tepung Pada Tanaman Dengan Gambar Wikihow 34 Merk Fungisida Untuk Embun Tepung Pada Tanaman Cabai Melon Jeruk Dan Lainnya Kliktani Com 3 Cara Mengatasi Penyakit Embun Tepung Pada Melon Dengan Mudah Ilmubudidaya Com Embun Tepung Powdery Mildew Dan Beberapa Cara Pengendaliannya Belajartani Com Contoh Contoh Penyakit 14 10 16 Pdf Embun Tepung Powdery Mildew Hidroponiq Pengendalian Hama Kutu Kebul Dan Embun Tepung Klinik Pertanian Organik Penyakit Embun Tepung Oidium Tingitanium Carter Balitjestro
Jenispestisida fungisida yaitu digunkan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman cabe yang disebabkan oleh jamur atau cendawan. Fungisda berbentuk tepung pada umumnya hanya diberikan pada tanaman cabe yang diserang oleh jamur. Nam jamur yang sering menyerang tanamn cabe antara lain antraknosa atau api. Berikan fungisida jika anda menemukan
Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Buncis Dalam melakukan budidaya kacang buncis pastilah akan ada kendala yang dialami seperti penyerangan hama dan penyakit terhadap tanaman kacang buncis tersebut. Nah, kali ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit yang mnyerang tanaman kacang buncis beserta dengan pengendaliannya. Berikut adalah penjelasanya secara lengkap Hama 1. Ulat Polong a. Ciri-ciri Hama Ulat penggerek polong Etiella zinckenella T yang berkepala hitam ini mula-mula memiliki tubuh yang berwarna hijau pucat, kemudian menjadi kemerahan. Tubuh ulat polong berbentuk silindris dengan panjang sekitar 15 mm. b. Gejala Serangan Serangan ulat penggerek polong menyebabkan permukaan polong tampak diselubungi benang-benang putih yang apabila disingkap, akan nampak larva hama di dalamnya. Pada kulit polong yang terserang nampak adanya titik hitam atau cokelat tua bekas tempat masuknya hama. c. Pengendalian Ulat penggerek polong yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penanaman dilakukan serempak atau dengan selisih waktu kurang dari 30 hari. Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman selain kacang-kacangan. Digunakan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga apabila ngengat mendekat akan mati terbakar. Pemberantasan secara kimia menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 2. Ulat Penggulung Daun a. Ciri-ciri Hama Ulat penggulung daun Lamprosema indicata dan L. diemenalis memiliki tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning sampai putih buram. Ulat kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi ngengat dengan sayap berwarna kuning berbercak hitam. b. Gejala Serangan Serangan ulat penggulung daun menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut, terdapat ulat yang dilindungi oleh benang. Ulat dalam daun tersebut akan memakan daun dari dalam, sehingga pada daun terdapat lubang-lubang bekas gigitan. Lubang bekas gigitan tersebut semakin meluas, dan akhirnya hanya tersisa urat-urat daunnya saja. c. Pengendalian Ulat penggulung daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Pengaturan jadwal tanam secara serentak atau dengan pergiliran tanaman. Sebaiknya daun yang terserang dibuang atau dibakar. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 3. Lalat Kacang a. Ciri-ciri Hama Lalat kacang Ophiomyaphaseoli atau Agromyzaphaseoli jantan mem- punyai tubuh dengan panjang 1,9 mm, sedangkan lalat betina 2,2 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali sayap, antena, dan kakinya berwarna cokelat muda. Telur diletakkan pada daun muda. Larva lalat berwarna putih krem, tidak berkaki, dan bagian kepalanya meruncing. Larva ini menggerek daun. b. Gejala Serangan Serangan lalat kacang ini menyebabkan daun tanaman muda berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Akibatnya, tanaman akan layu, kering dan kemudian mati. Pada tanaman dewasa, serangan ini menyebabkan pertumbuhannya terhambat. c. Pengendalian Hama lalat kacang yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penerapan pergiliran tanaman dengan tanaman selain tanaman kacang- kacangan. Penggunaan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga bila ngengat mendekati obor, akan mati terbakar. Penanaman yang dilakukan serempak dengan selisih waktu kurang dan 30 hari. Penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan. 4. Kumbang Daun a. Ciri-ciri Hama Kumbang daun atau Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signapennis memiliki bentuk tubuh oval, berwarna merah atau cokelat kekuningan, dengan panjang antara 6 mm – 8 mm. Telur kumbang daun berwarna kuning dan berbentuk oval. Fase larva dan kumbang memakan daun-daun. b. Gejala Serangan Serangan kumbang daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut semakin lama semakin besar dan bahkan pada akhirnya hanya akan tersisa kerangka atau tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dengan polong yang berukuran kecil. c. Pengendalian Kumbang daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pembunuhan langsung dengan tangan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida yang sesuai dengan anjuran. 4. Kutu Daun a. Ciri-ciri Hama Kutu daun atau Aphis gossypii berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat. Hama ini menghasilkan embun madu sehingga sering dikerumuni semut. Kutu ini merusak tanaman dengan mengisap cairan tanaman. b. Gejala Serangan Kutu daun terutama menyerang tanaman muda. Tanaman yang diserang akan menjadi kerdil, dengan daun yang kering dan memilin. c. Pengendalian Kutu daun yang menyerang tanaman dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pengendalian secara alami dilakukan dengan menggunakan musuh alami, antara lain lembing, lalat, dan jenis Coccinellidae. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida. 5. Ulat Jengkal Semu a. Ciri-ciri Hama Ulat jengkal semu Plusia signata dan P. chalcites memiliki tubuh dengan panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. b. Gejala Serangan Serangan ulat jengkal semu menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut terdapat ulat jengkal semu yang dilindungi benang sutera dan kotoran. Daun yang diserang pada mulanya berlubang-lubang dan akhirnya hanya tersisa tulang daunnya saja. c. Pengendalian Ulat jengkal semu yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pengendalian secara mekanik, dengan dibunuh satu per satu. Penjagaan kebersihan kebun. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida. Penyakit 1. Embun Tepung a. Penyebab Penyakit Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan ini membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang berbentuk tabung dan bulat telur. b. Gejala Serangan Serangan penyakit embun tepung pada awalnya menimbulkan bercak- bercak putih pada bagian bawah daun. Bercak-bercak tersebut makin lama makin meluas, sehingga kemudian daun layu dan rontok. Pada serangan yang berat, bercak dapat mencapai batang dan polong. Serangan biasanya terjadi pada cuaca yang kering. c. Pengendalian Penyakit embun tepung dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penggunaan benih yang tahan terhadap penyakit ini. Pencabutan dan pembakaran tanaman yang terserang. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan fungisida yang dilengkapi dengan bahan aktif karbendazim. 2. Layu Fusarium a. Penyebab Penyakit Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum phaseoli. Miseliumnya berupa benang berwarna putih. Cendawan ini hidup di dalam tanah dan menginfeksi akar. b. Gejala Serangan Serangan penyakit layu fusarium menyebabkan tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun, dan akhirnya daun layu. Tanaman yang mampu bertahan, akan menghasilkan sedikit buah dan berukuran kecil. Penampang batang apabila diiris akan menampakkan adanya cincin cokelat pada berkas pembuluhnya. c. Pengendalian Penyakit layu fusarium dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pemilihan dan penggunaan benih yang tahan terhadap serangan penyakit ini. Pemusnahan tanaman yang terserang. Penyiraman dengan fungisida ke tanah bekas tanaman yang terserang. 3. Bercak Daun Cercospora a. Penyebab Penyakit Penyakit bercak daun cercospora disebabkan oleh cendawan Cercospora canescens. Cendawan ini memiliki konidium seperti jarum atau gada terbalik, hialin tidak berwarna, berujung runcing, dan terdiri atas banyak sekat. b. Gejala Serangan Serangan penyakit bercak daun cercospora ini akan menimbulkan bercak bulat pada kedua permukaan daun. Bercak tersebut berdiameter 1 mm- 5 mm dengan halo kuning di sekitarnya. Bercak dapat mencapai tangkai daun dan batang. c. Pengendalian Penyakit bercak daun cercospora dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penerapan pergiliran tanaman. Penggunaan fungisida yang sesuai dengan anjuran. 4. Penyakit Embun Tepung a. Penyebab Penyakit Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphepolygoni. Penyakit tersebar melalui spora dan menyerang saat udara panas. b. Gejala Serangan Serangan penyakit embun tepung akan menyebabkan daun, batang, bunga, dan buah berwarna putih keabuan seperti beludru. Pada polong terdapat tepung berwarna cokelat suram. c. Pengendalian Penyakit embun tepung dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pemotongan dan pembakaran bagian tanaman yang terserang. Penyemprotan fungisida yang sesuai dengan anjuran. Penghembusan dengan tepung belerang. 5. Penyakit Layu a. Penyebab Penyakit Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, Bakteri ini hidup di dalam tanah dan dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui aliran air. b. Gejala Serangan Serangan penyakit layu akan menyebabkan tanaman terlihat layu, menguning dan kerdil. Pada batang tanaman yang terserang, bila dipotong melintang akan terlihat warna cokelat, dan kalau dipijit akan keluar lendir yang berwarna putih. Akar dan daun yang terserang juga berwarna cokelat. c. Pengendalian Penyakit layu dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penggunaan air penyiraman yang bebas dari bakteri penyakit layu ini. Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu bagi tanah yang akan digunakan untuk pesemaian, dengan penyiraman air panas 100°C atau fumigasi dengan Methyl Bromide. Penyemprotan dengan fungisida. 6. Penyakit Hawar Daun a. Penyebab Penyakit Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri ini masuk dan menyerang melalui luka bekas gigitan serangga, saluran hidatoda pada tepi daun, stomata, atau akar tanaman. b. Gejala Serangan Serangan penyakit hawar daun akan menimbulkan bercak kuning di bagian tepi daun, yang kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering, dan berwarna cokelat kekuningan yang akhirnya rontok. Serangan dapat mencapai batang. c. Pengendalian Penyakit hawar daun dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penggunaan benih yang bebas penyakit. Perendaman benih terlebih dahulu selama 30 menit. Perlakuan desinfektasi terlebih dahulu tanah pesemaian. 7. Penyakit Busuk Lunak a. Penyebab Penyakit Penyakit busuk lunak disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Bakteri ini menyerang apabila pada tanaman terdapat luka. b. Gejala Serangan Serangan penyakit busuk lunak menyebabkan daun berbercak, berair, dan berwarna kecokelatan. Gejala ini dapat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir, dan berbau busuk. c. Pengendalian Penyakit busuk lunak dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pembakaran tanaman yang terserang berat. Tanah bekas tanaman yang sakit jangan sampai berserakan ke mana-mana. 8. Penyakit Karat a. Penyebab Penyakit Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Uromyces appendiculatus. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui hembusan angin, percikan atau aliran air, serangga, atau terbawa oleh bibit selama pengangkutan. Infeksi dapat terjadi melalui stomata. b. Gejala Serangan Serangan penyakit karat menyebabkan pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwama cokelat yang biasanya dikelilingi oleh jaringan klorosis. c. Pengendalian Penyakit karat dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penanaman varietas tahan penyakit karat ini. Pembakaran tanaman yang terserang berat. Penyemprotan dengan fungisida. 9. Penyakit Dumping Off a. Penyebab Penyakit Penyakit dumping off disebabkan oleh cendawan Phytium sp. Penularannya dapat terjadi melalui tanah maupun biji. b. Gejala Serangan Penyakit dumping off menyebabkan bagian tanaman yang terletak di bawah keping biji berwama putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil, sehingga akhirnya tanaman menjadi roboh. c. Pengendalian Penyakit dumping off dapat dikendalikan dengan cara berikut. Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu media tanam yang akan digunakan. Penyemprotan dengan fungisida. 10. Penyakit Ujung Keriting a. Penyebab Penyakit Penyakit ujung keriting disebabkan oleh virus mosaik keriting yang penularannya dapat terjadi melalui serangga sejenis kutu loncat. b. Gejala Serangan Serangan penyakit ujung keriting menyebabkan daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun tua menggulung dan memilin. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil. c. Pengendalian Penyakit ujung keriting dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penanaman varietas buncis yang tahan terhadap penyakit ini. Pembakaran tanaman yang terserang. Penyemprotan dengan insektisida. Demikian artikel pembahasan tentang”15 Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Buncis dan Cara Pengendaliannya“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa
Padaumumnya petani Indonesia menghabiskan 40% biaya unyuk mengatasi serangan hama dan penyakit. Seperti halnya pada tanaman semusim lainnya, keberadaan hama dan penyakit pada tanaman tomat juga bias mendatangkan bencana bagi para petani. Namun, masalah tersebut dapat dicegah dengan mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat.
JAKARTA, - Ketika kamu merasa sudah melakukan segala sesuatunya dengan benar saat merawat tanaman, berbagai masalah yang dapat merusak tanaman bisa saja tetap muncul, salah satunya seperti embun tepung. Embun tepung mengacu pada sekelompok penyakit jamur yang semuanya muncul sebagai lapisan putih tepung pada tanaman, terutama saat kelembapan embun tepung tidak membunuh tanaman, tetapi dapat melemahkannya dan menyebabkan pertumbuhan dan hasil yang buruk. Baca juga Air Kolam Ikan Bagus untuk Pertumbuhan Tanaman? Ini Penjelasannya Menjaga tanaman tetap sehat akan membantu meminimalkan kerusakan, tetapi terkadang kamu membutuhkan bantuan fungisida, alias pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan penyebab penyakit. Saat menggunakan fungisida, itu bukan berarti kamu harus menggunakan bahan kimia. Untuk mengatasi embun tepung, coba semprotan susu, seperti yang dilansir The Spruce, Sabtu 27/2/2021. Tips Menanam dedaunan yang tahan penyakit, memberi jarak tanaman yang tepat untuk sirkulasi udara yang optimal, dan menyiram di pagi hari adalah praktik yang baik untuk membantu mengurangi timbulnya embun ketika datang ke tanaman, embun tepung adalah masalah yang cepat menyebar. Jadi kamu harus segera menghilangkan dedaunan yang sakit jika kamu ingin mengendalikannya. Baca juga Cara Membuat Media Tanam Aglonema yang Steril dari Jamur dan Serangga Kapan menggunakan susu untuk mengontrol embun tepung? Susu bekerja paling baik sebagai tindakan pencegahan daripada sebagai obat. Ini berarti kamu idealnya menerapkannya pada awal cuaca hangat dan lembap sebelum embun tepung muncul di tanamanmu. Melalui pengalaman, kamu mungkin sudah mengetahui waktu dalam setahun ketika penyakit itu kemungkinan besar akan muncul. Semprot tanamanmu yang rentan segera setelah kondisi jamur utama mulai muncul atau ketika dedaunan mulai menunjukkan tanda-tanda jamur. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan 1. Botol semprot2. Susu3. Air
Pengecilanbidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. ArticlePDF AvailableAbstractp>Powdery mildew disease is caused by Erysiphae diffusa Cook and Peck fungi on soybeans and E. polygoni DC Sawada on mungbean. Both diseases are an important disease because of their widely spread and high yield loss, reaching 35% in soybeans and 26% in mungbean. In Indonesia, the disease occurs in central areas of soybean production and mungbean. The spread of the disease includes Asia, the United States of America , and Brazil. The symptoms of powdery mildew are easily recognizable in the presence of white flour on the top surface of the leaves. The intensity of powdery mildew is usually high in the dry season, when the temperature is cold in the morning and much mildew conditions around the plant. This situation will interfere with the process of photosynthesis and transpiration. In addition, Erysiphe’s haustorium absorbs plant nutrients that will interfere with some metabolic functions and processes. Control of powdery mildew will suppress the loss of grain bean and results nationally supports the availability of soybean and mungbean. Recommended control measures are spraying with plant materials extracts of neem seeds, tea compost, cow´s whole milk, essential oil of citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, and tea tree on the incidence of powdery mildew disease on soybean and the use of Vima1 varieties for control of powdery mildew disease on mungbean. Keywords Soybean, mungbean, powdery mildew, control Abstrak Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphae diffusa Cook and Peck pada tanaman kedelai dan E. polygoni DC Sawada pada kacang hijau. Penyebaran penyakit penting ini menyebabkan kehilangan hasil mencapai 35% pada kedelai dan 26% pada kacang hijau. Di Indonesia, penyakit ini terjadi di sentra produksi kedelai dan kacang hijau. Di luar negeri, penyebaran penyakit embun tepung meliputi Asia, Amerika Serikat, dan Brazil. Intensitas penyakit biasanya tinggi pada musim kemarau, pada saat suhu dingin di pagi hari dan kondisi berembun di sekitar pertanaman. Gejala penyakit embun tepung mudah dikenali dengan ciri seperti tepung di permukaan atas daun. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesis dan transpirasi. Selain itu, haustorium Erysiphe menyerap nutrisi tanaman sehingga mengganggu beberapa fungsi dan proses metabolisme. Penyakit embun tepung perlu dikendalikan untuk menekan kehilangan hasil kedelai dan kacang hijau. Cara pengendalian yang disarankan adalah penyemprotan dengan bahan nabati ekstrak biji mimba, kompos teh, susu sapi, minyak dari citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, dan tanaman teh pada kedelai dan penggunaan varietas tahan Vima-1 pada kacang hijau. Kata Kunci Kedelai, kacang hijau, penyakit embun tepung, pengendalian

Berdasarkanhasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: (1) Didapat 2 (dua) patogen penyebab penyakit embun tepung (Podoshaera leucotricha) dan bercak daun (Marssonina coronaria J J. Davis), (2) Didapat 10 (sepuluh) jenis mikroba antagonis dari lokasi Batu dari tanah perakaran tanaman sehat dan tidak sehat sentra produksi tanaman apel yang AplikasiPerpustakaanBeritaAPIDapatkan AplikasinyaEmbun TepungPerpustakaanHama & PenyakitEmbun Tepung Kentang Erysiphaceae Jamur

Pengendaliansecara Kimia. Mengendalikan hama dan penyakit secara kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pemberantasan dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida.

HamaDan Penyakit Ada banyak hama yang perlu diwaspadai salam usaha budidaya pisang kepok antara lain ulat daun atau erienota thrax. Ia menyerang daun dan membuatnya menggulung dan sobek. Ulat ini bisa ditanggulangi dengan insektisida malathion. Hama lainnya adalah uret kumbang. Ia menyerang kelopak daun juga batang dengan menciptakan lorong

Metodeuji cepat Logam Berat mengidentifikasi logam berikut: merkuri, timbal, tembaga seng, kadmium dan nikel. Ekstraksi timbal dari tanah adalah yang paling memakan waktu melelahkan. Secara umum, metode pencernaan basah adalah metode yang paling umum digunakan untuk analisis tanah (Hoenig dan Thomas, 2002).

.
  • og94h579p6.pages.dev/402
  • og94h579p6.pages.dev/536
  • og94h579p6.pages.dev/796
  • og94h579p6.pages.dev/613
  • og94h579p6.pages.dev/402
  • og94h579p6.pages.dev/186
  • og94h579p6.pages.dev/789
  • og94h579p6.pages.dev/857
  • og94h579p6.pages.dev/746
  • og94h579p6.pages.dev/97
  • og94h579p6.pages.dev/375
  • og94h579p6.pages.dev/862
  • og94h579p6.pages.dev/294
  • og94h579p6.pages.dev/435
  • og94h579p6.pages.dev/809
  • penyakit embun tepung dapat diberantas dengan pestisida jenis